Selasa, 10 Juni 2014

KASUS PRODUKTIVITAS ORGANISASI



RINGKASAN STUDI KASUS

Ketika pegawai-pegawai memiliki ketidakhadiran yang cukup tinggi yang dikarenakan mereka memiliki pekerjaan tambahan diluar kantor, maka hal itu menimbulkan kerugian pada perusahaan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut Kabag Kepegawaian memutuskan untuk memberikan reward berupa undian dan voucher  yang diadakan tiap minggu, dengan harapan tingkat ketidakhadiran pegawai akan menurun. Kenyataannya benar, dengan kebijakan tersebut ketidakhadiran pegawai berkurang namun hal tersebut tidak berarti produktivitas pegawai meningkat.

PERMASALAHAN YANG AKAN TIMBUL KETIKA MASALAH INI TELAH/BELUM SELESAI

1.      Muncul sosiolofing yang akan terus membudaya  didalam diri karyawan
2.      Cara pemberian motivasi yang salah à kejenuhan dan ketidakpuasan pada pihak manajemen à turn over karyawan
3.      Kerugian ketidakhadiran makin meningkat ketika karyawan yang sakit memaksakan diri untuk hadir untuk bekerja sehingga karyawan yang lainnya memungkinkan untuk tertular oleh karyawan yang sakit tersebut. 

RANCANGAN SISTEMATIS SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN



KAJIAN TEORI YANG TEPAT

1.       DICIPLINE EFFEKTIVENESS

Yaitu jika dalam hal kedisiplinan diberikan aturan – aturan tertulis yang berisi apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang harus dilakukan. Hal ini ditentukan pada kemampuan karyawan untuk mengikuti semua aturan yang ada demi keefektipan suiatu organisasi atau perusahaan. Seperti dalam budaya suatu lembaga pemerintahan ada yang namanya hukuman kedisiplinan yaitu hukuman yang diberikan ketika karyawan melakukan penyimpangan dalam kasus diatas pegawai melakukan pekerjaan tambahan diluar pekerjaan yang seharusnya itu merupakan penyimpangan indisipliner dan melanggar norma kinerja.

2.       TEORI PSYCHOLOGICAL CAPITAL

Teori ini menjelaskan bahwa penilaian terhadap manusia bukan lagi pada ia seorang “ pekerja “ yang harus diatur sedemikian rupa tanpa tahu keadaan apa yang dibutuhkan dalam dirinya (karyawan). Dalam teori ini karyawan dikembangkan oleh perusahaan lewat psikologi positif. Ada empat komponen yaitu self efficacy, optimism, hope, resiliercy.
Jadi teori iini mendefinisikan “ siapa anda “ menekankan tentang status karyawan dan kepercayaan diri yang harus ia miliki untuk mencapai tujuan dalam diri dan dihubungkan dengan visi misi perusahaan.
“ apa yang anda yakini “ : sebuah rasa optimis yang mendukung visi dan misi diri yang akan membuahkan harapan yaitu kebrhasilan dan kesuksesan serta akan mudah beradaptasi dalam memanfaatkan kekayaan dirinya. 


1.      Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya factor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah kebijakan personalia dan praktek–praktek manajemen perusahaan dimana suatu pekerjaan dilakukan, supervisi teknis yang diterima pada pekerjaan tersebut, hubungan antara individu dengan supervisor dan kolega, dan kualitas kerja.(faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah pencapaian/penyelesaian pada suatu pekerjaan, pengenalan untuk menyelesaikan pekerjaan, sifat pekerjaan dan tugas itu sendiri, kelanjutan dan pertumbuhan dalam kemampuan pekerjaan.(faktor intrinsik)



 



0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates