Selasa, 17 Juni 2014



PENGERTIAN NEGOSIASI dan CONTOH SIMULASI

Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan.

Dalam simulasi kami menggunakan sebuah konflik yang masih sering, bahkan selalu terjadi di dunia per-politikkan yaitu negosiasi barter suara dengan kursi.

Suara yang dimaksud disini adalah dukungan dari koalisi beberapa partai yang dibutuhkan agar  seseorang bisa mendapatkan kursi sebagai presiden. Sedangkan kursi yang dimaksud adalah jabatan sebagai menteri.

Cinta  sebagai calon presiden membutuhkan suara dari partai mangga, sehingga mereka membuat janji untuk melakukan pertemuan diantara dua pihak untuk melakukan negosiasi atas kepentingan dari Cinta. Inilah tahap negosiasi yang mereka lakukan :
1.     Perwakilan partai mangga (Reza) datang tepat waktu dengan mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan Cinta dan staffnya.
2.     Negosiasi dimulai dengan menyampaikan tujuan dari Cinta dan staffnya kepada Reza, dan Reza menyambutnya dengantangan terbuka terhadap tujuan dari Cinta.
3.     Penawaran dilakukan oleh Reza dengan menyampaikan bahwa dengan suara yang dimiliki oleh partai Mangga adalah 500, dengan jumlah suara tersebut ia meminta 4 kursi menteri untuk anggotanya. Namun pihak Cinta mempertimbangkan bahwa suara tersebut belum mencukupi untuk memenangkan ia sebagai Presiden, dan ia masih membutuhkan banyak suara tambahan. Selanjutnya pihak Cinta menawarkan dengan jumah suara tersebut ia hanya bisa memberi 2 kursi.
4.     Dengan penawaran tersebut, karna hasil negosiasi yang kedua belah pihak inginkan adalah win-win solution karna mereka sama-sama memiliki kepentingan.
5.     Kesepakatan terjadi dan diakhiri dengan jabat tangan di kedua belah pihak, dan MoU dikemudian hari.

Selasa, 10 Juni 2014



RINGKASAN STUDI KASUS

Ketika pegawai-pegawai memiliki ketidakhadiran yang cukup tinggi yang dikarenakan mereka memiliki pekerjaan tambahan diluar kantor, maka hal itu menimbulkan kerugian pada perusahaan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut Kabag Kepegawaian memutuskan untuk memberikan reward berupa undian dan voucher  yang diadakan tiap minggu, dengan harapan tingkat ketidakhadiran pegawai akan menurun. Kenyataannya benar, dengan kebijakan tersebut ketidakhadiran pegawai berkurang namun hal tersebut tidak berarti produktivitas pegawai meningkat.

PERMASALAHAN YANG AKAN TIMBUL KETIKA MASALAH INI TELAH/BELUM SELESAI

1.      Muncul sosiolofing yang akan terus membudaya  didalam diri karyawan
2.      Cara pemberian motivasi yang salah à kejenuhan dan ketidakpuasan pada pihak manajemen à turn over karyawan
3.      Kerugian ketidakhadiran makin meningkat ketika karyawan yang sakit memaksakan diri untuk hadir untuk bekerja sehingga karyawan yang lainnya memungkinkan untuk tertular oleh karyawan yang sakit tersebut. 

RANCANGAN SISTEMATIS SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN



KAJIAN TEORI YANG TEPAT

1.       DICIPLINE EFFEKTIVENESS

Yaitu jika dalam hal kedisiplinan diberikan aturan – aturan tertulis yang berisi apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang harus dilakukan. Hal ini ditentukan pada kemampuan karyawan untuk mengikuti semua aturan yang ada demi keefektipan suiatu organisasi atau perusahaan. Seperti dalam budaya suatu lembaga pemerintahan ada yang namanya hukuman kedisiplinan yaitu hukuman yang diberikan ketika karyawan melakukan penyimpangan dalam kasus diatas pegawai melakukan pekerjaan tambahan diluar pekerjaan yang seharusnya itu merupakan penyimpangan indisipliner dan melanggar norma kinerja.

2.       TEORI PSYCHOLOGICAL CAPITAL

Teori ini menjelaskan bahwa penilaian terhadap manusia bukan lagi pada ia seorang “ pekerja “ yang harus diatur sedemikian rupa tanpa tahu keadaan apa yang dibutuhkan dalam dirinya (karyawan). Dalam teori ini karyawan dikembangkan oleh perusahaan lewat psikologi positif. Ada empat komponen yaitu self efficacy, optimism, hope, resiliercy.
Jadi teori iini mendefinisikan “ siapa anda “ menekankan tentang status karyawan dan kepercayaan diri yang harus ia miliki untuk mencapai tujuan dalam diri dan dihubungkan dengan visi misi perusahaan.
“ apa yang anda yakini “ : sebuah rasa optimis yang mendukung visi dan misi diri yang akan membuahkan harapan yaitu kebrhasilan dan kesuksesan serta akan mudah beradaptasi dalam memanfaatkan kekayaan dirinya. 


1.      Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya factor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah kebijakan personalia dan praktek–praktek manajemen perusahaan dimana suatu pekerjaan dilakukan, supervisi teknis yang diterima pada pekerjaan tersebut, hubungan antara individu dengan supervisor dan kolega, dan kualitas kerja.(faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah pencapaian/penyelesaian pada suatu pekerjaan, pengenalan untuk menyelesaikan pekerjaan, sifat pekerjaan dan tugas itu sendiri, kelanjutan dan pertumbuhan dalam kemampuan pekerjaan.(faktor intrinsik)



 



Rabu, 04 Juni 2014

Konflik kepemimpinan

MANAJEMEN KONFLIK
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d9/APP_Jakarta.png
Di susun oleh :
Dinthia Nur Islami        :
Finiska Fachrunisa       :
M Reza Naufal            :
Abdul Hamid                :
Annisa Luthfiah            :

Akademi Pimpinan Perusahaan
Kementerian Perindustrian
Jakarta
2014
Daftar Isi :

















BAB l
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

    Dalam kehidupan pastinya semua manusia akan menemukan suatu konflik baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Dalam  manajemen konflik ini kita dapat menganalisis serta menambah ilmu pengetahuan tentang kasus yang terjadi pada suatu organisasi yang terdiri dari persatuan para pengacara yang tergabung dalam IKADIN.
      Dalam kasus ini kami akan dapat menganalisis sebab dan akibat yang terjadi karena kasus ini. Kami juga dapat menelaah lebih jauh pokok permasalahan. Dan kami juga akan membuat solusi dari kasus tersebut dengan baik dan menemuijalan keluar.

2.     Maksud dan Tujuan
             Dalam penyusunan makalah ini kelompok kami akan menguraikan apa          yang telah kami diskusikan tentang kasus internal yang ada pada organisasi IKADIN. Kami akan menyajikan analisis yang telah kami lakukan tentang sebab dan akibat dari kasus ini bagaimana penyelesaiannya. Dan penyusunan makalah ini juga dapat menambah wawasan tentang manajemen konflik. Bagaimana kita dapat mengatasi dan menghadapi konflik dengan baik dan bagaimana cara mengatasi suatu konflik.




BAB II
PEMBAHASAN

Kasus Kepemimpinan.

1.)  Identifikasi Masalah
1.     Terpecahnya IKADIN menjadi dua kubu kepengurusan yaitu Otto Hasibuan dan Teguh Samudera yang sama-sama mengklaim sebagai pengurus yang sah di MUNAS IKADIN lV.
2.     Ketidakpuasan peserta MUNAS dengan putusan pimpinan sidang yang otoritar dan memihak kubu Otto Hasibuan.
3.     Perbedaan persepsi dari setiap peserta antara memilih kubu Otto Hasibuan dan kubu Teguh Samudera. Peserta yang memegang teguh pada asas musyawarah demokrasi dan advokat senior yang mengaku pada tujuan organisasi namun dengan secara lambat membela kubu teguh melakukan walk out dan membuat MUNAS tandingan.
4.     Advokat senior yang malah memihak kubu Teguh.
5.     Tidak ada pedoman khusus didalam penyelenggaraan organisasi.
6.     Banyaknya provokator yang memiliki banyak kepentingan.
2.)  Sebab dan Akibat
       IKADIN mengadakan MUNAS lV yang bertujuan mengadakan pemilihan ketua. Namun, sidang tersebut yang dipimpin oleh Leonard simorangkir membuat beberapa DPC mengalami kejanggalan dalam MUNAS tersebut. Karena,Sidang dipimpin oleh pengurus seharusnya dalam peraturan MUNAS tidak boleh dipimpin oleh pengurus karena pemimpin sidang akan meminta pertanggung jawaban dari pengurus. Lalu sikap pemimpin sidang yang terkesan otoriter, menetapkan secara sepihak bahwa kepengurusan diatur oleh formatur tunggal. Tanpa adanya voting dan langsung mengetuk palu. Jika ada sanggahan dari pihak lain langsung diinterupsi.
          Dengan kejanggalan yang ada pada sidang menyebabkan 3 DPC walk out karena merasa MUNAS sudah tidak kondusif. 3 DPC yang walk out lalu mengadakan MUNAS tanding yang menghasilkan ketua baru yang mereka anggap pantas menjadi ketua kepengurusan IKADIN. Dengan demikian, IKADIN memiliki 2 ketua kepengurusan yaitu Otto Hasibuan dan Teguh Samudera.dimana masing-masing mengklaim bahwa kepengurusannya adalah yang sah. Ikadin terbagi dua kubu yakni Kubu yang diketuai oleh Otto Hasibuan dan kubu yang diketuai oleh Teguh Samudera. Menurut kami konflik seperti sudah diskenariokan karena pihak Otto Hasibuan ingin melanggengkan kekuasaannya, seharusnya Otto hasibuan jangan diperpanjang karena selain ia bergabung dengan IKADIN ia juga menjabat sebagai ketua PERADI ( perhimpunan advokat indonesia) karena pada dasarnya IKADIN dan PERADI kurang baik hubungannya.

3.)  Solusi
      Para senior dari IKADIN tidak hanya berkomentar melainkan turun tangan mengatasi masalah ini lalu mengadakan MUNAS ulang dan sidang dipimpin oleh pihak yang benar-benar mengerti hakikat-hakikat hukum yang kuat dan tahu betul seluk beluk dari IKADIN. Pemimpin sidang harus bersikap menjadi penengah bagi ke dua kubu. Mau mendengarkan pendapat anggota,mengadakan voting,mau bermusyawarah sampai mencapai mufakat. Sidang juga harus didampingi oleh perwakilan dari Mahkamah Konstitusi dan keamanan polisi.

1.     Membuat ADART sebagai pedoman
ADRT berfungsi sebagai pedoman. Dari kasus ini dapat tergambar pada saat Leonardo Simorangkir sebagai pengurus yang menjadi pemimpin sidang hal tersebut tentu berlawanan denga ketentuan yang ada. Funsi ADART disini sebagai pedoman yang dapat terus dipegang agar tidak terjadi pelanggaran dalam IKADIN
2.     Membuat agenda
Membuat agenda dari mulai struktur posisi pada sidang tersebut. Siapa saja yang mempunyai wewenang dan apa saja yang akan dibahas.waktu dan tempatnya kapan dan dimana serta membuat agenda rutin sebagai tolak ukur.
3.     Menggunakan pihak ketiga yang tidak dapat diintervensi
Pihak ketiga disini sebagai pengawas dan menjadi penengah bagi kedua kubu. Tidak berpihak kepada salah satu kubu dan memberi pengarahan.
4.     Melihat berbagai macam kepentingan.

Para anggota MUNAS harus saling memetingkan kepentingan yang harus diutamakan di organisasi bukan untuk kepentingan sendiri.

;;

By :
Free Blog Templates